Prinsip Kesucian
Prinsip kesucian menurut saya adalah berdasarkan Al Qur'an dan Hadist, dalam agama kita masalah kesucian yang paling utama. Itu terbukti bahwa kenapa pada kitab kitab fiqih masalah Kesucian dibahaskan yang pertama kali setelah itu baru masalah ibadah.
Agar penganut agama islam menjaga kesuciannya lahir maupun batin. Diantara kesucian yang dijaga adalah antara pria dan wanita, kalau kita pacaran itu tidak HALAL buat kita ajak sini ajak sana.
Kesucian Batin
kesucian batin adalah kesucian yang harus kita jaga adalah hati kita.
Salah satu anugerah terbesar manusia adalah kemampuannya untuk berinovasi, berpindah dari satu keadaan atau posisi kepada keadaan atau posisi yang lain.
Itu bisa diartikan dengan potensi asali manusia atas rasa tidak pernah puas diri, yang dapat diartikan secara filosofis dengan keadaan di mana manusia selalu menginginkan sesuatu yang tidak dimiliknya. Bayangkan jika manusia tidak punya potensi itu, layaknya hewan, yang hidupnya tidak ada artinya hidup ini.
Tetapi di sisi lain, kehancuran besar selalu membayangi hidup manusia itu sendiri. Hal ini disebabkan, jika para sufi menjawab, karena manusia pada dasarnya penuh kesucian. Dunia.
Maka oleh karena itu, dalam sejarah pemikiran ulama sufi, banyak terkandung nilai-nilai yang mengarahkan pada sikap zuhud, yaitu yang oleh al-Ghazali menjelaskan sebagai manusia, kurang lebihnya, rasa dalam batin yang mampu melepaskan sesuatu apapun yang tidak digenggam: tidak mengingini apa yang tidak dimilikinya.
Lebih lanjut, sampai pada kesucian batin merupakan bagian penting dalam ajaran ulama sufi. Yaitu ketika hati sama sekali lepas dari keterkaitan dengan dunia luar sebagai lawan dari dunia dalam, batin. Kesucian hati ini membuat diri lupa akan eksistensi materi, orang jadi tidak terikat oleh hinanya dunia ini, yang tiada habisnya itu.
Setelah sampai pada kesucian hati, barulah menginjak pada tahap meditasi.
Pada tahap ini, berbekal kesucian hati dari dunia, fikiran dan kesadaran sepenuhnya dikonsentrasikan pada Tuhan lewat dzikir.
Hakikat dari dzikir adalah pengabaian terhadap dunia, yang termasuk di dalamnya adalah segala jenis nafsu-keinginan. Sehingga akan sampai pada kepemilikan potensi untuk melihat nur gaib, yang terpusat ke dalam alam batin.
Dalam kata lain, kondisi itu disebut sebagai fana', yaitu ketika tidak ada bayangan duniawi sedikitpun oleh hati kecuali Zat Allah Swt.
Itu bisa diartikan dengan potensi asali manusia atas rasa tidak pernah puas diri, yang dapat diartikan secara filosofis dengan keadaan di mana manusia selalu menginginkan sesuatu yang tidak dimiliknya. Bayangkan jika manusia tidak punya potensi itu, layaknya hewan, yang hidupnya tidak ada artinya hidup ini.
Tetapi di sisi lain, kehancuran besar selalu membayangi hidup manusia itu sendiri. Hal ini disebabkan, jika para sufi menjawab, karena manusia pada dasarnya penuh kesucian. Dunia.
Maka oleh karena itu, dalam sejarah pemikiran ulama sufi, banyak terkandung nilai-nilai yang mengarahkan pada sikap zuhud, yaitu yang oleh al-Ghazali menjelaskan sebagai manusia, kurang lebihnya, rasa dalam batin yang mampu melepaskan sesuatu apapun yang tidak digenggam: tidak mengingini apa yang tidak dimilikinya.
Lebih lanjut, sampai pada kesucian batin merupakan bagian penting dalam ajaran ulama sufi. Yaitu ketika hati sama sekali lepas dari keterkaitan dengan dunia luar sebagai lawan dari dunia dalam, batin. Kesucian hati ini membuat diri lupa akan eksistensi materi, orang jadi tidak terikat oleh hinanya dunia ini, yang tiada habisnya itu.
Setelah sampai pada kesucian hati, barulah menginjak pada tahap meditasi.
Pada tahap ini, berbekal kesucian hati dari dunia, fikiran dan kesadaran sepenuhnya dikonsentrasikan pada Tuhan lewat dzikir.
Hakikat dari dzikir adalah pengabaian terhadap dunia, yang termasuk di dalamnya adalah segala jenis nafsu-keinginan. Sehingga akan sampai pada kepemilikan potensi untuk melihat nur gaib, yang terpusat ke dalam alam batin.
Dalam kata lain, kondisi itu disebut sebagai fana', yaitu ketika tidak ada bayangan duniawi sedikitpun oleh hati kecuali Zat Allah Swt.
Kesucian lahir
Sudah menjadi permasalahan yang sangat penting mengenai pengertian dari Ma'rifat kepada Allah SWT
yaitu penyaksian , yang dari berbagai sumber ilmu keagamaan pengertiannya sama, namun makna secara hakikinya bisa berbeda sesuai dgn pemahaman dari masing masing indipidu.
Ma'rifah itu apa dan mengapa diwajibkan bagi muslim bisa berma'rifah kepada Allah dan Rosulullah,
Penyaksian atau pengenalan kepada Dzat Allah yang bisa dilakukan dengan jalan mensucikan lahir dan batin, karena Allah maha Suci yang hanya bisa dilihat oleh hamba -hamba yang memiliki kesucian lahir dan batinnya.
Hidup merupakan hijab / penghalang berdasarkan peraturan Allahselama lahir dan batin kita tertutup oleh hawa nafsu dan sifat-sifat kemanusiaan serta keduniawian maka jiwa tidak akan sampai pada penyaksian /musyahadah dan pertemuan / liqo. bahkan hidup itu sendiri adalah penghalang / hijab
لا يمكن رؤيتها بالعين
artinya " Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata "
Ketika penghalang itu hilang dengan kematian, dalam hal ini hidup itu harus terlebih dulu disucikan
agar kotoran -kotoran duniawi sedikit-sedikit bisa lepas karena bagi jiwa-jiwa yang berlumuran dosa
kemanusiaan dan keduniawian tidak akan bisa lepas secara total. akan tetapi bagi jiwa-jiwa yang berlumuran dosa tapi masih istiqomah dalam berserah diri dan beristigfar kepada Allah, jiwa - jiwa itu akan dimasukan dulu ke dalam neraka untuk dibersihkan yang lama proses pembersihan tersebut
tergantung kepada banyak sedikitnya ,berat ringanya dosa yang harus dibersihkan.
Menurut hadis Nabi, proses pembersihan di dalam neraka yang paling sebntar adalah hanya sekejap saja namun proses pembersihan kotoran yang paling lama adalah 7000 tahun.
Pengertian mati diatas bukanlah mati jasmani atau terpisahnya jasmani dan ruhani ,akan tetapi berpisahnya sifat-sifat ketuhanan dengan sifat-sifat kemanusiaan, ini lebih kearah hakikat .
demikian juga pengertian neraka bukanlah hanya neraka akhir tapi neraka yang ada dalam diri kita , maka berusahalah untuk selalu membersihkan diri dengan tirakat dan istigfar dengan jiwa dan raga yang selalu istiqomah..
tidak seorangpun darimu melainkan mendatangi neraka itu, bagi tuhanmu menjadi suatu kemestian yang sudah di tentukan,kemudian kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertaqwa dan membiarkan orang-orang yang dzalim di dalamnya dalam keadaan berlutut.
Setelah disucikan maka barulah lahir dan batin itu akan membawa kesempurnaan dalam penyaksiannya. kenikmatan yang diperoleh jika penyaksian sudah mampu dilakukan, dengan hilang
nya kotoran-kotoran di dalam hidup, berarti yang tersisa dari hidup hanyalah kesuciannya,
Jadi yang harus disucikan itu bukan hanya jasmani yaitu dengan berwudlu, mandi dan thoharoh tapi bersuci dengan terus menerus istigfar , berjuhud, bertirakat , sederhana , dan selalu merasakan kehadiran Allah dalam berbagai aktipitas kehidupannya,
